Rabu, 26 September 2012

Gerabah XII IPS 1

Dea Sabilla Islami

Dewi Kartika Pertiwi

Dinda Ayu Sumanti

Tiara Pradani

XII IPA 1

Annisa Della. M - Patung Selamat Datang In Sunset

Fika Nadya. L - Potret Monas

Fransisca Natalia. D - Pembangunan dan Sungai

Maura. P. Irwantini - Penghijauan

Mustika Nagari Kinanti - Sudut Jakarta

Mufid Denoco. D - Abang dan None Jakarta

Selasa, 18 September 2012

XII IPS 2


Ferisha Aresti - A Cute Little Tiny Snail


Bryan Adam - Jakarta On Black and White


Imam rachmtullah badar - Jakarta Hijau


Rini Kurniasih - Tanpa Judul


Tesalonika Virginia - Etnic Butterfly


Beby Prilia - Batik


Nabila Cikita - Wanita Indian

SEMANGAT XII IPS 2 \(^_^)/

~Sanjung Sari Pursie~

Raden Saleh

Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.

RADEN SALEH
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.

Raden Saleh Sjarif Boestaman (Semarang, 1807 - Buitenzorg (sekarang Bogor), 23 April 1880) adalah salah seorang pelukis paling terkenal dari Indonesia.

Masa kecil
Ibunya bernama Mas Adjeng Zarip Hoesen, tinggal di daerah Terboyo, dekat Semarang. Sejak usia 10 tahun, ia diserahkan pamannya, Bupati Semarang, kepada orang-orang Belanda atasannya di Batavia. Kegemaran menggambar mulai menonjol sewaktu bersekolah di sekolah rakyat (Volks-School).
Keramahannya bergaul memudahkannya masuk ke lingkungan orang Belanda dan lembaga-lembaga elite Hindia-Belanda. Seorang kenalannya, Prof. Caspar Reinwardt, pendiri Kebun Raya Bogor sekaligus Direktur Pertanian, Kesenian, dan Ilmu Pengetahuan untuk Jawa dan pulau sekitarnya, menilainya pantas mendapat ikatan dinas di departemennya. Kebetulan di instansi itu ada pelukis keturunan Belgia, A.A.J. Payen yang didatangkan dari Belanda untuk membuat lukisan pemandangan di Pulau Jawa untuk hiasan kantor Departemen van Kolonieen di Belanda. Payen tertarik pada bakat Raden Saleh dan berinisiatif memberikan bimbingan.
Payen memang tidak menonjol di kalangan ahli seni lukis di Belanda, namun mantan mahaguru Akademi Senirupa di Doornik, Belanda, ini cukup membantu Raden Saleh mendalami seni lukis Barat dan belajar teknik pembuatannya, misalnya melukis dengan cat minyak. Payen juga mengajak pemuda Saleh dalam perjalanan dinas keliling Jawa mencari model pemandangan untuk lukisan. Ia pun menugaskan Raden Saleh menggambar tipe-tipe orang Indonesia di daerah yang disinggahi.
Terkesan dengan bakat luar biasa anak didiknya, Payen mengusulkan agar Raden Saleh bisa belajar ke Belanda. Usul ini didukung oleh Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen yang memerintah waktu itu (1819-1826), setelah ia melihat karya Raden Saleh.

Sabtu, 15 September 2012

Corak Nusantara

Gagasan Rancangan Seni Rupa
Membuat karya seni rupa tidak terlepas dari idea atau gagasan para seniman.  
Gagasan ini apabila diekspresikan dalam bentuk rupa, maka akan tercipta sebuah karya seni rupa.

Seni Rupa Nusantara
Seni rupa di Nusantara sangat beragam bentuk dan jenisnya. Bentuk karya seni rupa setiap daerah tidak sama, semua mempunyai ciri khas yang berbeda dengan daerah lain. Hal ini dikarenakan karya seni rupa yang dihasilkan merupakan bentuk pengolahan gagasan, teknik, media maupun keahlian dari masyarakat yang membuatnya sesuai dengan adat istiadat dan kondisi lingkungannya.
Seni Rupa Nusantara adalah beragam bentuk karya seni rupa yang tumbuh dan berkembang di masing-masing daerah yang ada di seluruh wilayah Indonesia.

Fungsi Karya Seni Rupa Nusantara
1. Fungsi Praktis
    Fungsi karya seni rupa yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan benda pakai.
    Misalnya : kursi, meja, tempat tidur, dll.

2. Fungsi Estetis
    Fungsi karya seni rupa yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan akan benda hias.
    Misalnya : lukisan, patung, taman, dll.

Ragam Seni Rupa Nusantara
1. Seni Kriya
2. Seni Lukis
3. Seni Patung
4. Seni Ukir
5. Seni Hias/Ragam Hias
6. Seni Bangunan
7. Seni Dekorasi

Corak Karya Seni Rupa Nusantara
Corak karya seni rupa Nusantara adalah karakter atau ciri tertentu dari sebuah karya seni rupa yang ada di Nusantara.

Jenis corak karya seni rupa Nusantara :
1. Corak Tradisional
   Memiliki tema dan objek yang sama tetapi masing-masing daerah memiliki bentuk yang berbeda-beda tergantung kepada kreativitas masyarakatnya. Objeknya adalah tumbuhan, hewan, manusia.

2. Corak Modern
    a. Karya representatif : mengambil bentuk dari alam
    b. Karya dekoratif : bentuk yang sudah disederhanakan
    c. Karya Abstrak : berasal dari imajinasi/khayalan


Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Nusantara
1. Teknik menggambar : pointilis, aquarel, plakat, dll.
2. Teknik patung : membutsir, cor, pahat, konstruksi, dll.
3. Teknik membatik : tulis, cap, lukis, ikat celup.
4. Teknik grafis : cetak, cukil, engrave, etsa, stensil, dll.
5. Teknik keramik : pilin, slab, bentuk, putar, dll.


Penulis : Hendra Wijaya, Nurlela, Sanjung Sari Pursie, Raditya P. N, Abdurrohman Wahid
  

XII IPS 1

Dinda Ayu Sumanti - Potret Jakarta

Fabia Rivaldi - Jakarta Hitam Putih

Hana Irmawati Buburayai - Cuma Di Djakarta

Nadya Zulfa Ahmad - Terhambat Di Jalan Bebas Hambatan

Siti Rianisa Septiani - Fenomena Banjir Di Jakarta

Vivian Dolorosa Paskaria M - Tanpa Judul

Jumat, 14 September 2012

XII IPA 3

Amrial - Demo Di Gedung DPR

Andreas - Abang None

Dea Laopra Nindyakirana - Banjir Di Jakarta

Kartika Rahmasari - Jakarta Bercabang

Mafirah - New Year Eve At Jakarta

Okki Priskila - Gaya Hidup Jakarta

Putri Amalina - Suasana Jakarta

Siti Syarifah - Bermain Di Jakarta

Sonia Nur Anggraeni - Hiruk Pikuk Jakarta Di Malam Hari

Rabu, 05 September 2012

Prinsip dan Unsur Seni Rupa

Prinsip Seni Rupa :
1. Proporsi (Perbandingan ukuran)
2. Kesatuan (Unity)
3. Keseimbangan (Balance)
4. Irama (Rytme)
5. Keserasian (Harmonisasi)

Unsur Seni Rupa :
1. Garis
2. Bidang
3. Tekstur
4. Ruang
5. Warna



By : Hendra Wijaya

Seni Rupa


Seni rupa adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia melalui sebuah proses untuk menghasilkan karya seni dengan menggunakan media visual.

Berdasarkan jenisnya, seni rupa dibagi menjadi :
1. Seni rupa murni
    Ciri-cirinya :
    - Terikat kepada kepentingan estetis, artistik, dan ekspresi seniman dalam karyanya.
    - Mengutamakan kebebasan individu (seniman) secara murni.

    Jenis seni rupa murni :
    - 2 D : Lukis, Grafis
    - 3 D : Patung

2. Seni rupa terapan
    Ciri-cirinya :
    - Dirancang untuk tujuan fungsional, yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis.
    - Berupa benda pakai.

    Jenis seni rupa terapan : seni kriya

3. Desain
    Desain adalah gagasan yang dituangkan dalam bentuk rancangan berupa gambar.
    Desain : grafis (komunikasi visual), interior, eksterior, produk, ornamen, tekstil, arsitektur, dll.

                                   





By : Hendra Wijaya, Nurlela, Sanjung Sari Pursie, Raditya. P. N, Abdurrohman Wahid